Anak Susah Makan? Cobalah Memperhatikan Tahap Oromotor si Kecil

 On Thursday 12 November 2015  

Sri BLog - Anak Susah Makan? Cobalah Memperhatikan Tahap Oromotor si Kecil. Setiap sore saya ketemu dengan aldita, anak balita berumur 2 tahun. Setiap kali saya tanya, sudah makan belum? selalu pengasuhnya menjawab, "Aduh Bu, Dita susah sekali makan, sudah saya buatkan segala macam menu makanan yang mudah ditelan, tetap dia hanya ingin minum susu, kalau tidak dikasih, dia akan menangis terus. Setelah itu pasti tidak mau makan karena sudah kenyang susu.


Saya khawatir dan sampai ingin menyerah Bu." Jangankan membuka mulut, jika sudah melihat makanan, Dita pun langsung tutup mulut atau jika makan lama sekali ia menghabiskan makannya karena diemut dan saat mengunyah pun pasti ada makanan atau minuman yang keluar dari mulutnya danngeces (drooling) berlebihan. Kebiasaan ini sudah terjadi selama berbulan – bulan. Hal ini merupakan problem klasik yang banyak dialami para Ibu, mereka berpikir anak mereka sedang tidak memiliki selera makan dan nanti mereka akan meminta makanan saat lapar, tapi tidak banyak Ibu yang mengamati keadaan ini sebagai gangguan oromotor.

Oromotor atau oral motor adalah sistem gerak otot pada area rongga mulut (oral cavity) yang meliputi gigi, lidah, pita suara, kerongkongan, langit-langit mulut, bibir dan wajah. Sesaat setelah lahir, bayi akan melakukan tahap oromotor pertama yaitu saat Inisiasi Menyusui Dini (IMD), bayi akan refleks membuka mulutnya untuk mencari puting (rooting reflex) saat puting disentuh ke area mulut, bibir, pipi atau dagu bayi.

Pengalaman pertama ini tidak mudah bagi bayi karena ia harus mengkoordinasikan lidah dan rahang serta berusaha menyeimbangkan fungsi menghisap dan menelan (suck and swallow reflex) serta bernapas secara bersamaan untuk bisa "memerah" ASI dari payudara Ibu. Hal inilah yang bisa menjadi tahap stimulasi awal yang penting dari aktivitas makannya nanti, seperti menggigit, menguyah, menghisap dan menelan. JIka bayi minum susu dari botol, ujung dot tidak mencapai rongga mulut dan bayi tidak perlu bersusah payah karena susu dengan mudah menetes dan otot lidah pun hanya digunakan untuk menghambat aliran susu sehingga penggunaan otot-otot oromotor tidak optimal dan nantinya tidak hanya membuat anak kesulitan untuk memproses makanan di dalam mulut tapi bisa juga menyebabkan terhambatnya artikulasi bicara dan perkembangan bahasa serta menggangu pertumbuhan rahang anak.

Memasuki usia 4 – 6 bulan, kemampuan menghisap bayi (tongue thrust reflex) semakin baik, selain si kecil sudah bisa menjulurkan lidahnya, ia pun sudah mulai bisa menolak apa yang dimasukan di mulut (muntah atau gag reflex). Hal ini akan berkurang saat bayi berusia diatas 6 bulan dimana ia mulai mengunyah menu MPASI berupa puree dan ia pun akan membuka mulut saat ada sendok didepannya. Di periode usia 9 – 12 bulan, kemampuan anak dalam mengunyah menu MPASI seperti nasi tim, sudah semakin baik dan sudah mampu minum dari gelas.

Lidahnya mampu memposisikan letak makanan saat dikunyah. Kondisi ini pun semakin sempurna saat anak berusia 1 – 2 tahun dimana bibir dan lidahnya sudah mampu berkoordinasi saat ia menyuap makanannya sendiri dalam bentuk finger food. Memasuki usia 2-3 tahun, si kecil sudah semakin mandiri untuk makan sendiri dan lidahnya sudah mampu mengenal berbagai macam rasa makanan dan giginya sudah mampu makan makanan yang agak keras.

Dari tahap inilah, keterampilan oromotor bayi anda harus sangat diperhatikan sejak dini dengan memberikan stimulasi yang tepat melalui makanan, sesuaikan MPASI dengan kemampuannya dan usianya, dimulai dengan memberikan makanan dengan tekstur halus dan secara bertahap memberikannya makanan padat.

Perhatikan jika anak susah makan, anda dapat memberikan madu anak Gizidat untuk meningkatkan nafsu makannnya. Untuk pemesanan dapat menghubungi 0896-9104-8829 SMS/CALL/Whatsapp.


No comments:

Post a Comment